Rabu, 08 Januari 2014

Unsur Langsung




Ø  Sebuah satuan polimorfemis terdiri dari satuan-satuan lebih kecil yang menjadi unsur pembentuknya. unsur-unsur tersebut harus dapat ditentukan ke dalam golongan unsur (constituent), unsur langsung, bentuk dasar dan bentuk asal.
unsur yaitu seluruh morfem yang menjadi struktur pembentuk kata polimorfemis. Contoh : berpakaian.
Langkah-langkah menentukan unsur (constituent) yaitu :
  1. Mencari kemungkinan ada tidaknya satu tingkat lebih kecil dari satuan yang dianalisis.
  2. Membandingkan arti atau makna dari kemungkinan satuan yang satu tingkat lebih kecil dengan bentuk awalnya. Contoh : pemikiran. Pemikir + an, pe(N) + an + pikir, pe(N) + pikiran.
unsur langsung yaitu morfem atau gabungan morfem yang menjadi unsur langsung satu tingkat dibawah satuan yang lebih besar. Contoh : berperikemanusiaan terdiri dari unsur langsung berupa perikemanusiaan.
bentuk dasar yaitu morfem atau gabungan morfem yang menjadi dasar bentukan satuan yang lebih besar. Contoh : bentuk dasar dari berperikemanusiaan adalah perikemanusiaan.
bentuk asal yaitu satuan paling kecil yang menjadi asal dari suatu kata polimorfemis. Contoh : bentuk asal dari kara berpakaian adalah pakai.
Ø  Pengertian Unsur Langsung (Immediate Constituent)
1.    Komponen-komponen yang dihasilkan dalam tahap pertama dari analisis konstituen (Kridalaksanan, 1982: 92).
2.    Satuan-satuan bermakna yang secara langsung merupakan bagian dari satuan yang lebih besar (Alam S).
3.    Satuan-satuan bermakna yang merupakan bawahan langsung dari sebuah konstruksi (Alam S.).
4.    Satuan-satuan gramatik yang satu tingkat lebih kecil dari suatu konstruksi (Ramlan, 1985: 42).
5.    Satuan-satuan gramatik yang satu tingkat lebih kecil dari satuan gramatik kompleks (Simpulan dari Ramlan dan Bloch and Trager).

Ø  Prinsip-prinsip Penentuan Unsur Langsung (Simpulan dari E.A. Nida, 1978: 91)
Prinsip 1   : Pembagian hendaknya sesuai dengan tata hubungan yang bermakna. Ber- dan pakaian lebih bermakna tata hubungannya daripada berpakai dan –an atau ber-an dan pakai sehingga sangat logislah bila kita katakana bahwa ber- dan pakaian merupakan unsur langsung dari bentuk kompleks berpakaian.
Prinsip 2: Pembagian hendaknya dilakukan atas dasar penggantian unit-unit yang lebih besar oleh unit-unit yang lebih kecil yang tergolong ke dalam kelas distribusi eksternal yang sama atau yang berbeda.
Untuk menentukan unsur langsung berpakaian, kita boleh mengambil bentuk lain sebagai substitusi atau penggantinya, baik yang sama maupun yang berbeda kelas distribusi eksternalnya. Bentuk-bentuk pengganti ini kita jadikan sebagai bandingan. Ambillah misalnya bersepatu dan berdatangan. Yang pertama sama kelas distribusi eksternalnya karena sepatu sama dengan pakaian (kata benda), sedangkan yang kedua berbeda karena datang adalah kata kerja. Oleh karena itu, unsure langsung bersepatu, yaitu ber- dan sepatu (sejajar dengan ber- dan pakaian), bukan ber-an dan pakai seperti ber-an dan datang dalam berdatangan. 2
Prinsip 3: Pembagian hendaknya sesedikit mungkin. Analisis unsur langsung cenderung membagi satuan-satuan bentuk kompleks itu atas dua konstituen, meskipun dalam hal-hal tertentu tidak mustahil ada bentuk yang harus dipisahkan atas tiga atau lebih unsur langsung. Dalam hal yang demikian, sepanjang sebuah bentuk dapat dibagi dalam dua, maka bagi dua saja jangan lebih. Bentuk ketidakadilan misalnya, lebih baik dibagi atas ke-an dan tidak adil daripada dibagi atas ke-an, tidak, dan adil, meskipun pembagian yang terakhir itu pun menghasilkan satuan-satuan yang bermakna. Bagaimana dengan bentuk pertanggunganjawab?
Prinsip 4: Pembagian hendaknya didukung oleh struktur bahasa secara keseluruhan atau secara umum. Dapat dipastikan bahwa unsure langsung kepandaian adalah ke-an dan pandai, bukan kepandai dan an atau ke- dan pandaian sebab ada dua kemungkinan yang terakhir itu tidak didukung oleh struktur yang berlaku dalam Bahasa Indonesia.
Prinsip 5: Pembagian ke dalam unsur-unsur yang dekat harus lebih diutamakan daripada ke dalam unsur-unsur langsung yang jauh. Unsur-unsur men- (meN) dan persatukan lebih dekat daripada unsur-unsur meng- (meN) -per-kan dan satu bagi bentuk kompleks mempersatukan.




Analisis Unsur Langsung
a. Model I: berperikemanusiaan = ber- + perikemanusiaan
b. Model II: ber-   peri-ke-manusia-   an


c. Model III :
berperikemanusiaan

ber-               perikemanusiaan

peri-                      kemanusiaan

ke-an                     manusia

d. Model IV:









a. Pemerkayaan
b. Berkehendak
c. Memperhatikan
d. Kesimpangsiuran
e. Diselenggarakan
f. Ketepercayaan
g. Kesederhaannya
h. Guru-guru besar
i. Mempermain-mainkan
j. Kulambai-lambaikan










TANDA BACA

1.      Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang menunjukan jumlah.
Misalnya :
Peristiwa kecelakaan lalu lintas selama tiga tahun kedepan mengalami peningkatan menjadi 23.200 peristiwa.

2.      Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan diri, keluarga atau marga.
Misalnya :
R. Alriz Dea Purnama, S.P.

3.      Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perinciaan dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan.
Misalnya :
Cara untuk mengembangkan pikiran pokok suatu paragraf, antara lain :
1)      Dengan mengemukakan alasan-alasan;
2)      Dengan mengutarakan perincian-perincian;
3)      Dengan mengetengahkan satu atau lebih contoh;
4)      Dengan memperbandingkan atau mempertentangkan dua hal.
4.      Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukan pelaku atau percakapan.
Misalnya :
Winda  : “Kapan kita berangkat.”
Alriz         :  “Pukul 13.00.”
Winda  : “Semua pesetra sudah siap untuk berangkat.”

5.      Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf kata yang dieja satu-satu.
Misalnya :
25-09-2011
C-i-a-n-j-u-r

6.      Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya :
Hari senin-jumat jam kerja

7.      Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :
Siapakah dia itu ?
Kapan kau datang ?

8.      Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
Misalnya :
Cepat angkat tas itu sekarang!

9.      Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya :
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu … , sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang- lambang grafik.

10.  Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya :
Alriz sedang membaca puisi “ Doa “ didepan murid kelas XI.

11.  Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya :
Good Morning                 ‘selamat pagi’
Wilujeng teupang             ‘selamat datang’
Melinjo                             ‘gnetum  gnemon’

12.  Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalmya :
Para KPK (komisi pemberantas korupsi) sedang menggeledah rumah tersangka koruptor  hambalang.

13.  Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya :
Suatu proses melaporkan suatu kejadian sejarah (secara pribadi belum pernah dialaminya [halaman 12, 2005]) dia mengambil pelajaran dari suatu diskusi kelompok).
14.  Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.
Misalnya :
Berangkatnya siang/sore untuk menemui dia.
Ayamnya dapat menghasikan telur 34.000/hari.

15.  Tanda penyingkat atau apostrof menunjukan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya :
Indonesia merdeka pada tahun ‘45